Rabu, 01 April 2009

kubah lava bentuk "pulau"

 Kubah lava yang selama ini disebut-sebut sebagai penghambat terjadinya letusan Gunung Kelud mulai menampakkan diri.

Kubah berwarna hitam pekat yang menyerupai pulau baru tersebut terlihat menyembul di tengah kawah, diiringi kepulan asap berwarna putih. Ketua Tim Tanggap Darurat Aktivitas Kelud dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Umar Rosadi mengatakan, kubah lava yang terangkat ini diperkirakan merupakan sisa letusan tahun 1990 yang telah berubah menjadi batu andesit.

Material ini terangkat ke atas setelah terdorong oleh gempa tremor yang terjadi Sabtu (2/10). ”Inilah ending misteri Kelud yang telah kita pantau sejak bulan September lalu. Selama ini kita meraba-raba bagaimana bentuk sumbat lava yang telah mengganjal terjadinya letusan sejak krisis kemarin,” jelas Umar Rosadi di Balai Desa Sugihwaras, Kec Ngancar, Kab Kediri kemarin sore.

Dari pengamatan tim,kubah lava tersebut memiliki diameter 100 meter atau sepertiga dari diameter kawah sepanjang 300 meter. Hingga kemarin petang, kenaikan kubah ini mencapai 5 meter dari permukaan air kawah.Diperkirakan ketinggian kubah dari dasar kawah mencapai 43 meter, dihitung dari kedalaman air kawah yang mencapai 38 meter. Sayangnya, tim belum bisa menentukan kedalaman sumbat lava ini dari dasar kawah.

Namun melihat dari posisi pusat gempa, diperkirakan bagian bawah sumbat ini masih tertancap sedalam 700 meter di bawah dasar kawah. ”Ini berarti masih dibutuhkan tenaga yang jauh lebih besar dari dalam perut gunung untuk mengangkat seluruh sumbat itu ke atas.Tremor yang memiliki amplitudo melampaui 35 milimeter atau overscale kemarin ternyata hanya mampu mengangkat beberapa meter saja,”tambah Umar.

Sementara kepulan asap putih yang masih terjadi hingga sekarang dipastikan berasal dari rekahan sumbat lava yang telah terangkat. Asap tersebut merupakan uap panas dari pembakaran magma di bawah dasar kawah, yang secara terus- menerus melakukan suplai magma. Hingga saat ini asap tersebut masih tampak jelas dan bisa dilihat dari jarak 10 km di bawah kawah.

Aktivitas Gunung Kelud sendiri hingga kemarin petang masih menunjukkan adanya gempa tremor sebanyak 81 kali. Meski tidak sebesar krisis Sabtu (2/11), amplitudo tremor masih fluktuatif dan berkisar pada angka 13,5 mm. Selain itu, alat seismik petugas juga mencatat satu kali munculnya gempa vulkanik dangkal. Sementara itu hujan abu melanda sejumlah kawasan di Kab Blitar dan Trenggalek.

Hujan abu yang berlangsung sejak kemarin pagi tak urung membuat warga menjadi panik. Mereka mengira Gunung Kelud telah meletus, yang memang selalu ditandai dengan keluarnya hujan abu.

Selain itu, cuaca alam yang terus-menerus hujan sejak pagi hingga sore menambah suasana semakin mencekam. ”Hujan abu yang terjadi di Blitar dan sekitarnya itu dari aktivitas Gunung Semeru. Hari ini Kelud tidak mengeluarkan abu sedikit pun,” ujar Umar. (didik santoso lho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar